The Role and Function of Islamic Boarding School: An Indonesian Context

Mustain Thahir

Abstract


ABSTRACT: Islamic boarding school or “pesantren”, as one of the educational institutions, has recognized a big influence in developing the educational world, especially in Indonesian society. Islamic boarding school is also believed to be an alternative for solving various problems of education that occurs at this time. Islamic boarding school is the oldest institution of Islamic education in Indonesia. According to experts, the Islamic boarding school is able called a religious school when meet five requirements, namely: (1) kyai” or Muslim religious teacher or leader in Java; (2) “pondok” or lodge; (3) “mesjid” or mosque; (4) “santri” or Islamic students; and (5) “kitab kuning” or yellow book reading or Islamic classic book. This article tries to elaborate the role and function of Islamic boarding school in Indonesia, with related to the religious school of Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI) Mangkoso Barru in South Sulawesi, Indonesia. The Islamic boarding school, as a community and an institution that is large in number and widely spread in various parts of the Indonesian country, has had much to share in the formation of the Indonesian people fully religious. Therefore, the institution has delivered many leaders in the past, present, and also in the future. The graduates of Islamic boarding school, no doubt, many of them have taken an active participation in nation building. But, on the other hand, there is also the notion that graduates of Islamic boarding school are hard invited forward. This is because the education system in the Islamic boarding school is mostly still traditional.

KEY WORDS: Islamic boarding school, role and function, religious school, nation building, traditional education, and Indonesian society.

About the Author: Dr. Mustain Thahir is a Senior Lecturer at the Faculty of Education and Teacher Training UVRI (Veteran University of the Republic of Indonesia), Jalan Baruga Raya, Antang, Makassar, South Sulawesi, Indonesia. Corresponding author is aspensi@yahoo.com

How to cite this article? Thahir, Mustain. (2014). “The Role and Function of Islamic Boarding School: An Indonesian Context” in TAWARIKH: International Journal for Historical Studies, Vol.5(2) April, pp.197-208. Bandung, Indonesia: ASPENSI [Asosiasi Sarjana Pendidikan Sejarah Indonesia] and UVRI [Universitas Veteran Republik Indonesia], ISSN 2085-0980.

Chronicle of the article: Accepted (February 19, 2014); Revised (March 22, 2014); and Published (April 28, 2014).


Full Text:

PDF

References


Arifin, H.M. (2000). Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrohah, Hanun. (1999). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Billah, M.M. (1985). “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren” in M. Dawam Rahardjo [ed]. Pergulatan Pesantren: Membangun dari Bawah. Jakarta: Penerbit P3M.

Depag RI [Departemen Agama Republik Indonesia]. (2003a). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah: Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: Dirjen [Direktur Jenderal] Kelembagaan Islam Indonesia.

Depag RI [Departemen Agama Republik Indonesia]. (2003b). Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: Proyek Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah pada Pondok Pesantren.

Dhofier, Zamakhsyari. (1994). Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Fadjar, Malik. (1998). Visi Pembaruan Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit LP3NI [Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia].

Ghozali, M. Bahri. (2002). Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Halim, A. et al. (2005). Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Hasbullah. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: Raja Grafido Persada.

Kafrawi, H. (1978). Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: Cemara Indah.

Kemdiknas RI [Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia]. (2011). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemdiknas RI.

Kuntowijoyo. (1991). “Peranan Pesantren dalam Pembangunan Desa: Potret sebuah Dinamika” dalam Pradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Penerbit Mizan.

Madjid, M. Nurcholish. (1997a). Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung: Penerbit Mizan.

Madjid, M. Nurcholish. (1997b). Bilik-bilik Pesantren. Yogyakarta: Penerbit Paramadina.

Mahfudz, Sahal. (1999). Pesantren Mancari Makna. Jakarta: Pustaka Ciganjur.

Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: Penerbit INIS.

Mastuhu. (1999). Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Mochtar, Affandi. (2009). Kitab Kuning dan Tradisi Akademik Pesantren‬. Jakarta: Pustaka Isfahan.‬‬‬‬‬

Muhaimin. (2003). Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Oupen, Manfred & Wolfgang Karcher. (1988). Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren dalam Pendidikan dan Perkembangan Masyarakat. Jakarta: Penerbit P3M.

Rahardjo, M. Dawam [ed]. (1983). Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Steenbrink, Karel A. (1994). Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES, translation.

Sukamto. (1999). Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: Penerbit LP3ES.

Syafi'ie Noor, Ahmad. (2009). Orientasi Pengembangan Pendidikan Pesantren Tradisional. Jakarta: Penerbit Prenada.

Tafsir, Ahmad. (2001). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Van Bruinessen, Martin. (1999). Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Penerbit Mizan.

Wahid, Marzuki [ed]. (1999). Pesantren Masa Depan: Wahana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren. Bandung: Pustaka Hidayah.

Wahyoetomo. (1997). Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan. Jakarta: Gema Insani Press.

Yakub, M. (1983). Pondok Pesantren dan Pengembangan Masyarakat. Bandung: Bumi Aksara.

Zaini, A. Wahid. (1994). Dunia Pemikiran Kaum Santri. Yogyakarta: Penerbit LKPSM.